Sabtu, 15 September 2012

Komunikasi Terapeutik untuk pasien

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
  1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.
  2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
  3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.
Manfaat Komunikasi Terapeutik
  1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara petugas kesehatan-pasien.
  2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan Petugas kesehatan.
  3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapi.
  4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.
Syarat dasar komunikasi menjadi efektif  adalah : 1) Komunikasi ditujukan untuk menjaga  harga diri pemberi dan penerima pesan. 2) Komunikasi dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran, informasi dan  masukan.
Jenis Komunikasi Terapeutik
Mendengar dengan penuh perhatian 
Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan pasien. Sikap petugas kesehatan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh condong ke arah pasien.
Menunjukkan penerimaan
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Sikap petugas : mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.
Menanyakan pertanyaan yg berkaitan
Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan pasien.
Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata
Pemberian feedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata kata pasien.
Mengklarifikasi
Tujuan : untuk menyamakan pengertian.
Memfokuskan
Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.
Menyatakan hasil observasi 
Petugas memberikan umpan balik pada pasien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah pesannya diterima atau tidak.
Menawarkan informasi
Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien.
Diam
Memberikan kesempatan pada petugas kesehatan untuk mengorganisasikan pikiran dan memproses informasi.
Meringkas
Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat : membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.
Memberikan penghargaan
Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan buruk.
Menawarkan diri
Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Tujuan : 1) Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi, petugas mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya. 2) Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan. 3) Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu petugas kesehatan dan pasien untuk melihat dalam suatu perspektif. 4) Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.
Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi 
Petugas harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif  pasien.
Perenungan
Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Tahap Interaksi dengan Pasien
Pre interaksi
Adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada masa ini petugas perlu membuat rencana interaksi dengan pasien yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi.
Perkenalan
Adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan petugas kesehatan adalah : memberi salam; memperkenalkan diri; menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan (kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri perkenalan.
Orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan kontrak.

Fase kerja
Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan medis yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan kebidanan : 1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan  pasien tentang diri, perasaan, pikiran dan perilakunya (tujuan kognitif). 2) Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri  menyelesaikan masalah yang dihadapi (tujuan  afektif & psikologi). 3) Melaksanakan terapi medis. 4) Melaksanakan pendidikan kesehatan. 5) Melaksanakan kolaborasi. 6) Melaksanakan observasi dan pemantauan.
Fase terminasi
Merupakan akhir dari setiap pertemuan Petugas kesehatan dengan pasien. Klasifikasi terminasi :
1) Terminasi sementara : akhir dari tiap  pertemuan Petugas dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk kontrak yang akan datang. 2)
Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau petugas selesai praktik. Isi percakapan antara petugas kesehatan dengan pasien meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap eksplorasi perasaan.
Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya : 1) Pemahaman berbeda; 2) Penafsiran berbeda; 3) Komunikasi yang terjadi satu arah; 4) Kepentingan berbeda; 5) Pemberian jaminan yang tidak mungkin; 6) Bicara hal-hal yang pribadi; 7) Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan; 8 ) Mengalihkan topik pembicaran; 9) Memberikan kritik mengenai perasaan pasien; 10) Terlalu banyak bicara; 11) Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...